src='http://misbahudin-dcaesga.googlecode.com/files/efek-salju.js'/>

Agroindustry for Perfect

Teknologi Hasil Pertanian_UNIVERSITAS LAMPUNG.

Agricultural Technology for Future

Teknologi Hasil Pertanian_UNIVERSITAS LAMPUNG.

Agricultural Technology for Future

Teknologi Hasil Pertania_UNILA.

Agricultural Technology for Future

Teknologi Hasil Pertanian_UNILA.

Agricultural Technology for Future

Teknologi Hasil Pertanian_UNILA.

teknologi hari pertanian

Tuesday, 25 July 2017

Energi Terbarukan BBM dari Limbah Kresek





BBM PLASTIK: Dari kiri, Edo Dwi, Lola Sara, Ade Imas, Ledy Theresia, dan Hilmi Putra memamerkan bahan bakar minyak di laboratorium ekologi dan lingkungan FST Unair.


Inovasi energi terbarukan pengelolaan limbah plastik kresek berhasil diciptakan lima mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (Unair). Melalui sistem pembakaran suhu tinggi, mereka mampu mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM). Penelitian yang telah mendapat dana hibah Kemenristekdikti tersebut diciptakan Edo Dwi Praptono, Ade Imas Agusningtyas, Hilmi Putra Pradana, Ledy Theresia, dan Lola Sara. Ide pembuatan BBM berbahan dasar limbah kresek tersebut bermula dari keresahan melihat kerusakan lingkungan. Terutama menumpuknya limbah plastik kresek di tempat pembuangan akhir (TPA). Menggunungnya limbah sampah plastik di TPA itu terjadi karena tidak banyak orang tertarik untuk mengolahnya. Berbeda dengan sampah botol plastik yang sering jadi incaran pemulung. 

”Kondisi ini membuat kami tertarik memanfaatkannya,” terang Edo Dwi Praptono, ketua tim. Setelah melakukan studi literatur, mereka menemukan bahan pembuat plastik kresek berasal dari hidrokarbon. Kandungan tersebut juga digunakan untuk membuat BBM. ”Dari sini, kami mulai merancang untuk merealisasikannya,” tutur mahasiswa jurusan ilmu dan teknologi lingkungan itu. Untuk mengubah plastik kresek menjadi BBM, mereka lebih dulu memotong kecil-kecil lembaran kresek. Setelah dirajang, kresek dimasukkan ke dalam alat tripod-4M untuk proses thermal cracking. Teknik pembakaran tersebut menggunakan suhu tinggi. Kisarannya 300–400 derajat Celsius. Setelah pembakaran 45 menit, lembaran kresek itu berubah menjadi minyak dan langsung bisa digunakan sebagai bahan bakar. Dalam proses pembakaran suhu tersebut, Edo menerangkan, ada dua jenis bahan bakar yang dapat diperoleh secara otomatis. Yakni, bensin dan solar. Dua jenis bahan bakar itu telah diuji pada mobil, sepeda motor, dan mesin pemotong rumput. ”Semua dapat berjalan dengan baik,” jelas mahasiswa semester kedelapan tersebut.
Selain fokus pada pengelolaan limbah plastik kresek, lanjut Edo, ada plastik jenis lain yang bisa diolah menjadi BBM. Di antaranya, plastik PP (gelas air kemasan), HDPE (botol sampo), dan plastik jenis PETE. Selain dapat mengurangi limbah, juga pengolahan plastik menjadi bahan bakar tersebut cukup efisien. Satu kilogram kresek yang dilebur menghasilkan satu liter BBM. ”Jadi, pengolahan ini bisa jadi solusi energi alternatif,” terangnya. Ade Imas Agusningtyas menambahkan, inovasi pengolahan limbah plastik tersebut akan terus diperbaiki. Salah satunya dengan merancang alat yang langsung bisa memisahkan berbagai jenis bahan bakar seperti bensin, solar, dan pertamax.

Festival Inovasi Teknologi






Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi menggelar Festival Teknologi Inovasi 2017. Festival perdana yang masuk agenda Banyuwangi Festival 2017 ini, menyuguhkan berbagai inovasi berbasis teknologi, hasil kreasi pelajar, mahasiswa dan masyarakat Banyuwangi. Inovasi teknologi yang ditampilkan di Taman Blambangan, Rabu (19/7/2017), cukup beragam. Seperti kreasi mahasiswa Politeknik negeri Banyuwangi (Poliwangi) yang menciptakan paving berpori. Paving ini diklaim menjadi solusi banjir, sebab air yang jatuh ke paving dapat langsung menembus ke dalam tanah meminimalisis air yang tergenang. "Paving ini terbuat dari campuran semen dan kerikil yang diproses sedemikian rupa sehingga padat tapi memiliki pori-pori yang besar hingga air yang turus bisa langsung meresap ke tanah," kata Amdi Wahyu (19) salah satu mahasiswa Poliwangi, kepada sejumlah wartawan.

Tak kalah inovatif, siswa SMKN Darul Ulum Muncar yang menampilkan teknologi inovasinya berupa sepeda motor berbahan bakar gas LPG. Inovasi tersebut menggunakan bahan gas dari tabung LPG tiga kilogram dimana dengan gas tersebut bisa digunakan menempuh perjalanan sejauh lebih dari 200 kilometer. Ada juga bidang teknologi inovasi hasil pertanian yakni pembuatan nata de fish, prosesnya persis seperti nata de coco tapi tapi bahan baku air kelapa diganti dengan air rebusan ikan lemuru. Saat dikonsumsi tidak da bekas rasa amis sama sekali. Nata de Fish ini sangat tinggi protein dan baik untuk anak-anak. Beberapa inovasi teknologi lainnya seperti aplikasi untuk mematikan listrik lewat android yang dimiliki. Ada pula teknologi berupa baterai yang menggunakan air laut sebagai salah satu piranti pengganti cairan kimia di dalamnya. Lampu listrik yang bisa dimatikan dengan jalan meniup atau menepuk dengan teknologi berupa sensor yang dibuat oleh peserta dari kecamatan. Juga bagaimana kelor bisa dijadikan kapsul dan bermanfaat sebagai obat herbal yang kaya manfaat. 

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan festival inovasi teknologi sengaja digelar dengan tujuan untuk menggali kreativitas dan inovasi baru yang bisa dimanfaatkan untuk masyarakat luas. "Inovasi teknologi sangat penting untuk meningkatkan daya saing daerah. Dengan terus berinovasi diharapkan akan lahir produk-produk baru yang lebih efisien dan bermanfaat bagi masyarakat," kata Anas saat membuka festival, melalui sambungan face time.  Anas mengatakan, inovasi teknologi sangat erat kaitannya dengan enterpreneurship. Sehingga diharapkan adanya pameran inovasi teknologi akan menstimulus munculnya enterpreneur baru yang akan ikut memajukan ekonomi daerah.  

"Enterpreneurship menjadi salah satu jalan keluar untuk membangun kemandirian ekonomi masyarakat," cetus Anas. Festival ini dibuka oleh Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko. Festival ini dijadwalkan berlangsung selama 4 hari, mulai 19 – 22 Juli 2017. Berbagai inovasi di bidang teknologi ditampilkan di 60 tenda booth yang ada. Termasuk inovasi milik kecamatan-kecamatan yang berjumlah 25 kecamatan, 10 SMK, 3 SKPD dan 1 perbankan. Tak ketinggalan, perguruan tinggi yang ada di Banyuwangi juga turut ambil bagian. 

15 Gapoktan Pamerkan Hasil Inovasi Pertanian





HUT Kabupaten Madiun dimeriahkan pameran hasil produk pertanian

Sebanyak 15 kelompok tani menampilkan berbagai hasil inovasi pertanian dan hasil olahan dari bahan pertanian dalam Pameran Produk Unggulan di Alun-alun Mejayan, Kabupaten Madiun. Pantauan dari Madiunpos.com di lokasi pameran, masing-masing kelompok tani memamerkan produk unggulan di kecamatan mereka. Ada berbagai macam hasil pertanian seperti cabai, sayur-sayuran, labu, perikanan, dan lainnya. Selain itu ada sejumlah kelompok tani yang menghadirkan produk-produk olahan seperti keripik ketela, keripik sayur, dan aneka minuman dari sari buah serta jamu. Koordinator Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Yatno, mengatakan ada 15 kelompok tani dari masing-masing kecamatan se-Kabupaten Madiun yang mengikuti pameran produk unggulan ini. “Setiap kelompok memang diminta untuk menghadirkan produk unggulan di wilayahnya, bisa berupa produk mentah hingga produk olahan,” kata dia di lokasi pameran, Senin (24/7/2017).
Dia menuturkan ada sejumlah kelompok tani yang telah menerapkan teknologi pertanian. Produknya seperti cabai dengan ukuran jumbo, sayur organik, serta beras organik. Menurut dia, pameran yang diselenggarakan Sabtu-Selasa (22-25/7/2017) itu untuk memperingati HUT ke-449 Kabupaten Madiun tahun ini. Tujuan pameran itu memperkenalkan produk-produk pertanian Madiun. Selain itu juga mengubah perilaku masyarakat supaya memanfaatkan lahan di rumah untuk menanam sayuran. Perwakilan dari Kecamatan Jiwan, Nirnawati, membawa sejumlah hasil pertanian seperti sawi, wortel, ubi, tomat, dan sayur-sayuran lainnya. Kelompoknya juga membawa berbagai produk manisan buah, manisan sayur, hingga berbagai keripik sayuran. Nirnawati yang juga produsen keripik sayur itu menuturkan setiap bulan bisa menghabiskan 3 kuintal tepung terigu untuk campuran bahan keripik.
“Saya selain membuat keripik sayur juga membuat keripik sayur yang dicampur dengan tepung terigu,” kata dia. Pemasaran keripik sayur asal Jiwan ini sudah menembus berbagai daerah di Jawa Timur dan Yogyakarta seperti Surabaya, Malang, Ponorogo, dan daerah lainnya. Lebih lanjut silahkan Klik dibawah ini